-->

Data pengujung

View My Stats

Minggu, 30 Juli 2023

Bagaimana Strategi Promosi Broker Properti


Dalam menentukkan kombinasi promosi yang terbaik, manajemen sebuah perusahaan juga tidak terlepas dari empat factor yang memengaruhinya, yaitu; dana, sifat pasar, jenis produk, dan daur hidup produk.

Bagi perusahaan pengembang yang menjual produk, dalam hal ini rumah, promosi tetap diperlukan. Tetapi promosi ini harus disesuaikan dengan skala produk dan anggaran yang tersedia.

Apabila pengembang tersebut hanya membangun beberapa paluh unit rumah, cukup melakukan bauran-promosi via iklan Koran daerah atau radio local, serta penjualan perseorang. Sebaliknya, kalau pengembang tersebut membangun ratusan hingga ribuan unit rumah, jelas memerlukan bauran-promosi yang terencana dan matang. Jika perlu diadakan kerjasama dengan kantor agen properti dalam hal pemasaran guna mempercepat proses dan target penjualan.  Dan atau biaya uang dialokasikan untuk promosi jelas cukup besar, tapi itu memang biaya yang mesti di tanggung.

Bisa saja pengembang tidak perlu melakukan promosi dalam penjualannya, asal calon-calon pembelinya relative sudah didapat, atau istilahnya captive market. Saat ini cukup banyak pengembang yang melakukan kerjasama dengan instansi (pemerintah dan swasta) dalam pembangunan perumahan bagi para karyawannya. Sehingga dapat dikatakan 100%pasarnya sudah dipesan oleh para karyawan tersebut. Dalam hal oini promosi tidak diperlukan lagi.

Sementara untuk produk property lainnya, seperti apartemen, ruko-ruko’an, dan bangunan komersial lainnya, pada prinsipnya promosi tetap diperlukan. Hanya segmentasi pasarnya terbatas dan menjangkau orang atau kelompok tertentu saja, maka bauran-promosinya juga harus bersifat khas. Media yang dapat digunakan majalah atau radio tertentu yang khalayak pembaca atau pendengar memang tertuju pada orang-kelompok tersebut.

Apakah kantor agent properti memerlukan promosi pula ?

Agent property itu merupakan perusahaan jasa, kendati yang dijualnya adalah produk barang seperti rumah dan lainnya. Beberapa belas tahun silam, agen property memang tidak memerlukan promosi. Cukup dengan “nama beken” yang sudah dikenal oleh kalangan yang terlibat jual-beli-sewa, maka banyak orang/perusahaan akan datang untuk meminta bantuan jasanya.

Namun pada saat ini, dimana semakin berjamurnya agen-agen property, baik yang berlabel asing maupun lokal, promosi tetap diperlukan. Bahkan dalam rumus pemasaran ada suatu gium begini : semakin tajam persaingan, promosi makin dibutuhkan. Tapi unsur promosi yang paling penting dalam hal ini adalah penjualan perseorangan atau lebih dikenal dengan nama Associate Marketing atau Property Consultant. Mereka yang kreatif dan dinamis merupakan aset terbesar dalam perusahaan agen property.

Sebagai informasi tambahan, dinegara-negara maju seperti Amerika Serikat transaksi produk-produk real estate melalui jasa agen property telah mencapai 82%, Singapura 70%, Malaysia 55%, sementara di Indonesia diperkirakan tidak lebih dari 30%. Angka-angka ini menandakan peran agen property begitu penting dalam industry property.

Penggunaan iklan yang bagi perusahaan property, selain iklan tersebut berisi pesan penjualan, juga harus ditekankan pada diferensiasi (perbedaan dan kelebihan) produk yang ditawarkan dibanding produk lainnya yang sejenis. Apalagi jika mengingat dilokasi atau daerah yang sama juga terdapat perusahaan pesaing.

Hindari iklan yang bersifat gimmick (dilebih-lebihkan) apalagi cenderung ada unsure-unsur “penipuan” (tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan). Sebab dalam jangka menengah panjang dapat merugikan masyarakat tidak akan memercayai dan tidak mau membeli produk itu kembali.

Yang perlu diingat adalah pesan yang selalu dikatakan oleh tokoh-tokoh seperti ciputra dan Donald Trump bahwa kunci sukses dalam bisnis property terletak pada kepercayaan. Oleh karena itu dalam beriklan nama baik dan reputasi perusahaan harus tetap dijaga dengan penampilan iklan beretis.

Satu hal lagi menyangkut strategi berpromosi, yakni penggadaan pameran. Fungsi pameran sebenarnya untuk lebih mengenalkan (brand awarness) produk dan nama pengembang atau kantor agen ketimbang untuk mencapai penjualan tertentu, Namun kenyataannya di Indonesia, banyak pengembang atau kantor agen yang justru sukses penjualannya melalui suatu pemeran.

Kendati demikian, sukses tidaknya pameran tidak bergantung pada satu-dua factor. Selain factor penyelenggara dan kualitas pameran itu sendiri, ternyata factor kondisi politik, ekonomi dan keamanan nasional atau local juga berpengaruh terhadap animo calon konsumen untuk berkunjung sekaligus bertransaksi dalam suatu pameran. Di sini, masalah ketepatan waktu (timing) menjadi factor yang signifikan dalam penyelenggaraan pameran.

Bagaimanapun, Berpameran bagi pengembang tetap perlu jika terdapat dana yang tidak memberatkan perusahaan. Apalagi jika mempunyai target pasar pada masyarakat luas, bukan pada segmen pasar tertentu.

Bilamana dirasakan dalam mengikuti pameran tertentu mahal biayanya, maka dapat dicari alternative lain yang memerlukan biaya biaya tidak mahal. Misalnya, mengadakan pameran (tunggal) dipusat-pusat pembelanjaan, arena bazaar murah, terminal atau stasiun, kantor pos, gedung pertemuan, ruang seminar, arena olahraga, dan tempat-tempat keramaian lainnya.

Lalu bagaimana strategi berpromosi bagi pemilik property individu?

Sebagai FSBO/FRBO (for sale /rent by owner),pemilik dapat saja memasarkan langsung propertinya tanpa melalui kantor agen atau manajer property. Cara yang paling baik ditempuh ialah melalui iklan surat kabar atau pamphlet atau brosur promosi.

Gary W. Eldred, Ph.D (2006) menyarankan bahwa jangan membuang-buang waktu dan iklan atau pamplet yang terlalu pendek tentang property bersangkutan, dan kemudian mengharapkan prospek (calon konsumen) menelepon untuk mengetahui lebih banyak informasi. Maka, masukkanlah informasi lengkap yang berisi hal-hal berikut:

·         Isu menarik yang membangkitkan emosi

·         Luas property

·         Jumlah kamar

·         Nama jalan (alamat) tidak perlu lengkap

·         Harga (jual atau sewa)

·         Persyaratan (jika ada)

·         Fasilitas

·         Jam kunjungan (open house)

·         Ukuran kavling atau lanskap

·         Nomor , pin bb/WA atau situs internet

Eldred menambahkan, bahwa dengan iklan atau pamplet yang menyesatkan atau minim kata kata mungkin akan banyak menghasilkan banyak telepon dari para tire-kicker (orang yang selalu bimbang dan tidak pernah membuat keputusan), para looky-loos (orang yang hanya senang melihat-lihat) dan out-seeker (orang yang menginginkan sesuatu selain dari apa yang ditawarkan)

Iklan/pamplet yang buruk, terutama jika dihubungkan dengan harga yang terlalu tinggi, sudah cukup untuk menjelaskan mengapa sejumlah pemilik gagal menjual atau menyewakan property FSBO atau FRBO. Dengan demikian, makin baik membeberkan informasi, makin besar kemungkinan terjual/sewa.

  

NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
NEXT ARTICLE Next Post
PREVIOUS ARTICLE Previous Post
 

Delivered by FeedBurner